Sebenarnya temanya sedikit kurang terbuka dan membuat kita harus
mengkerutkan dahi 5 cm, namanya juga rahasia, paling tidak… sebisa
mungkin akan kita ringkas di media ini, karena sebuah keterbatasan jika
diuraikan semua, apalagi ilmu-ilmu Allah teramat luas sedang akal
pikiran manusia sangatlah terbatas.
Kita mungkin pernah mendengar
cerita Imam Syafi’e yang kecerdasannya sangat dikagumi banyak kalangan
termasuk di antaranya Imam Ahmad bin hambal. Coba bayangkan perihal
kecerdasan beliau, satu hadits saja bisa diurai menjadi banyak poin
penting. Kita juga tentu sering mendengar kisah Imam Bukhari yang luar
biasa kesungguhannya dalam menuliskan hadits, dan sekarang para ulama di
dunia sepakat bahwa kitab paling benar setelah kitab suci Al-Qur’an
adalah shahihnya Imam Bukhari. Setelah sebelumnya beliau bermimpi
mengikuti jejak Rasulullah dan beliau terus mengikuti di belakangnya
sebagai sebuah isyarat penting di kemudian hari untuk konsisten dengan
pekerjaan mulia yang sekarang manfaatnya sangat dirasa oleh kaum muslim
di manapun.
Dua contoh singkat di atas dengan segala karya dan
goresan sejarah emasnya semata-mata terlahir dari hati yang lemah
lembut. Bukan hanya output ketenangan, tapi ada juga hasil karya besar
yang terlahir dari orang-orang yang berjiwa besar yaitu mereka yang
berhati bersih.
Kita juga bisa membuka tafsiran para ulama
terkemuka sambil dikaji secara perlahan di rumah masing-masing dan
membongkar rahasia menarik dari Qur’an sebagai pedoman manusia perihal
mendapatkan hati yang lemah lembut dan tenang pada ayat yang sudah
populer di surat Ar Ra’d ayat 28 juz 13
“ (yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati
menjadi tenteram.”
Ada satu ayat lagi yang sangat
menarik dan bisa kita kaji bersama, karena inilah rahasia yang saya
maksudkan serta harus dibuktikan sebagai sebuah analisa menarik di zaman
modern yaitu di surat Az zumar ayat 23 juz 23.
“Allah
Telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang
serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang [1], gemetar karenanya
kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, Kemudian menjadi tenang
kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah,
dengan Kitab itu dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. dan
barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang
pemimpin pun.”
Ayat ini menerangkan dengan jelas
bahwa yang menjadi tenang ketika mendekatkan diri kepada Allah bukan
hatinya saja, tapi juga kulitnya (luar biasa). Makanya kita bisa melihat
orang-orang yang ahli dzikir, ahli ibadah, ahli ilmu, kecenderungan
perkataan mereka lebih bijak, santun, dan kulitnya pun lebih bersih dan
ini semua berasal dari hati yang lembut.
Esensi Dzikir & Shalat
Keadaan
seperti ini dirasa nyaman untuk berdzikir karenanya dekat dengan rahmat
Ilahi. Adapun dzikir yang lebih utama dari ibadah lainnya adalah shalat
sesuai dengan petunjuk Qur’an di surat Al ankabut ayat 45 juz 20.
“Bacalah
apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan
Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat)
adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Shalat itu
sendiri secara etimologi artinya berdoa. Maka sangat wajar jika di
dalam shalat sangat dianjurkan memperbanyak doa khususnya ketika sujud
sesuai dengan hadits:
عن أبي هريرة رضي الله عنه, أنَ رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : أقرب ما يكون العبد من ربه وهو ساجد, فأكثروا الدعاء
Abu
Hurairah menuturkan, bahwa Rasulullah bersabda: keadaan yang menjadikan
terasa lebih dekat pada seorang hamba dengan Tuhannya ialah ketika dia
bersujud, maka perbanyaklah berdoa (di saat sujud). [2]
Dalam hadits lain di tuturkan:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ. وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
Maksudnya:
“Puasa
yang paling utama setelah puasa Ramadan adalah puasa (sunat) pada bulan
Allah yaitu bulan Muharram. Sedangkan shalat yang paling utama setelah
shalat wajib adalah shalat malam (Tahajjud).” [3]
Bertolak
dari 2 hadits di atas perihal keutamaan masing-masing, (1) Keutamaan
bersujud, (2) Keutamaan shalat malam.Akan lebih bermakna jikalau kita
bisa menggabungkan keduanya (Subhanallah).
Sedangkan dari segi
terminologi artinya perbuatan atau perkataan yang di awali via takbir
(Allahu akbar) dan diakhiri salam (Assalamu’alaikum wa Rahmatullah)
dengan niat semata-mata karena Allah. Dan tentunya harus sesuai dengan
petunjuk Rasulullah dalam prakteknya.
Kesimpulan sementara:
Dengan
memperbanyak shalat hati ini akan menjadi lemah lembut jika dilakukan
dengan sepenuh hati. Supaya tidak ada alasan, ”orang yang shalat
ko….masih belum Islami,” padahal tidak ada hubungannya dengan shalat.
Yang harus dipertanyakan adalah sejauh mana kesungguhan hatinya dalam
melakukan shalat, bukan perintah shalatnya!!
Hitung-hitungan matematikanya adalah sebagai berikut:
Shalat
= berdoa, banyak shalat = penghancur karang di hati dan membuat hati
jadi lemah lembut + kulit menjadi lebih halus dan bersih, jadi hasilnya
adalah perbanyak shalat biar hati dan kulit ini menjadi lemah lembut dan
halus, dan di iringi niat semata-mata untuk mencari rahmat Allah.
Sebagai
penutup mari kita sama-sama memasang protect bermerek Microsoft of
Takwa pada hati kita dari segala virus iri, dengki, sombong, cinta dunia
berlebih, dan virus lain yang mematikan hati. Pastikan kalau kita rajin
meng-update antivirus tersebut tanpa dibatasi waktu.
Salah satu
bentuk protect itu adalah menjadikan Qur’an sebagai sahabat yang
senantiasa menghiasi hari-hari kita. Almarhum Sheikh Tantawi (Grand
Sheikh Azhar) pernah berkata: “Semakin sering kita membaca Qur’an, maka
akan semakin besar pula kecintaan kita terhadap kalam Allah tersebut.”
[4]
Ditambahkan oleh Imam muda Masjidil haram Sheikh Khalid al
ghamdi di sela-sela kunjungan saya ke tanah suci tahun 2009 dengan
mengikuti talaqi (istilah belajar dengan cara tradisional secara
langsung) kepada beliau, yaitu dengan mengutip perkataan bijak dari
orang shalih : “sekiranya hati kita bersih, niscaya kita tidak akan
pernah merasa puas dan bosan untuk membaca al-Qur’an”. (5)
Sekarang….
Bagaimana
dengan saya, Anda, dan kita semua, berani mencoba dan membuktikan
sebagai sebuah analisa bersama dengan memperbanyak bacaan ayat suci
Al-Qur’an dan mengurangi segala kecek-kecek yang kurang bermakna!!
—
Catatan Kaki:
[1]
Maksud berulang-ulang di sini ialah hukum-hukum, pelajaran dan
kisah-kisah itu diulang-ulang menyebutnya dalam Al Quran supaya lebih
Kuat pengaruhnya dan lebih meresap. sebahagian ahli tafsir mengatakan
bahwa maksudnya itu ialah bahwa ayat-ayat Al Quran itu diulang-ulang
membacanya seperti tersebut dalam mukaddimah surat Al Faatihah.
[2] Hadits yang diriwayatkan Imam Muslim
[3] Hadits riwayat Imam Muslim dalam Shahihnya, Kitab al-Shiyam, no: 1163.
[4] Kajian Tafsir hari Jum’at, tanggal 12 Juni 2009 di Masjid-Islamic Mission City-Kairo.
[5] Utsman Bin Affan Rodiyallahu ‘anhu.